Khamis, 28 Julai 2011

Hikmah Penciptaan Hati

Hati merupakan penguasa yang mengatur seluruh anggota tubuh dan yang melayaninya. Posisinya tepat berada di tengah. Hati merupakan anggota tubuh yang paling mulia. Kehidupan manusia hanya dapat berjalan baik dengannya. Hati merupakan sumber kehidupan ruhani dan gejolak jiwa. Hati juga merupakan pusat akal, ilmu, keteguhan, keberanian, kemuliaan, kesabaran, ketabahan, cinta, keinginan, ridha, kemarahan, dan seluruh sifat-sifat yang sempurna lainnya.

Semua anggota tubuh yang lahir maupun yang batin berikut kekuatannya merupakan salah satu pasukannya. Mata adalah penuntun dan pemandunya. Dengan mata, ia dapat menyingkap apa yang dilihatnya. Jika ia melihat sesuatu, maka hati akan menggerakkan tubuh kepadanya. Karena demikian erat hubungan antara mata dan hati, maka apabila ada sesuatu yang tertanam dalam hati, akan tampak pada mata. Mata merupakan cermin yang menerjemahkan apa yang ada dalam hati, sebagaimana lidah merupakan penerjemah yang mengungkapkan apa yang didengar oleh telinga.

Allah sering menyebut ketiga perkara tersebut dalam kitabNya. Allah SWT berfirman, "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya." (QS. Al-Isra' : 36).

Allah juga berfirman, "Dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan, dan hati." (QS. Al-Ahqaf : 26).

Allah juga berfirman, "Mereka tuli, bisu, dan buta. Maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar)." (QS. Al-Baqarah : 18).

Demikian pula Allah menggabungkan antara hati dan penglihatan, "Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka." (QS. Al-An'am : 110).

Allah juga berfirman tentang Rasulullah SAW, "Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya." (QS. An-Najm : 11).

Kemudian Allah berfirman, "Penglihatan (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya." (QS. An-Najm : 17).

Demikian pula telinga, berfungsi sebagai utusan yang menyampaikan berita ke hati. Lidah sebagai penerjemahnya. Jadi, seluruh anggota tubuh merupakan khadim (pembantu) dan pasukan bagi hati.

Rasulullah SAW bersabda, "Ketahuilah bahwa di dalam jasad ada sekerat daging. Jika sekerat daging itu baik, maka akan baik pula seluruh tubuh. Jika sekerat daging itu rusak, maka akan rusak pula seluruh tubuh. Ketahuilah bahwa sekerat daging itu adalah hati!" (HR. Bukhari dan Muslim).

Abu Hurairah RA berkata, "Hati adalah raja, sementara anggota tubuh lainnya adalah tentaranya. Jika raja itu baik, maka akan baik tentaranya. Jika buruk, maka akan buruk pula tentaranya. Lalu Allah menciptakan paru-paru sebagai alat pendinginnya. Sebab hati adalah anggota tubuh yang paling panas, bahkan ia merupakan sumber panas."

Sumber : Keajaiban-keajaiban Makhluk dalam Pandangan Al-Imam Ibnul Qayyim, Pustaka Darul Haq.

tenkiu kt kekawan yg sudi membce entry kt cni..like klo ske bce

Hikmah Penciptaan Otak

Otak memiliki tabiat yang dingin. Kemudian diperselisihkan mengenai hikmah di balik itu. Sebagian orang mengatakan bahwa otak sengaja dibuat dingin agar dapat mendinginkan panas yang ada dalam hati dan mengembalikannya apabila terlewat kepada batasnya. Pendapat ini dibantah oleh sebagian lainnya, mereka berkata, "Jika demikian halnya, seharusnya otak tidak boleh diletakkan jauh dari hati, bahkan seharusnya otak membungkus hati sebagaimana halnya paru-paru, atau minimal dekat dengannya di dalam dada agar dapat menurunkan panasnya hati."

Namun pernyataan ini dibantah lagi oleh golongan yang pertama, mereka berkata, "Jauhnya otak dari hati tidaklah meniadakan hikmah yang telah kami sebutkan tadi. Sebab, sekiranya otak diletakkan dekat dengan hati, tentu kekuatan panas yang dikeluarkan oleh hati akan mendominasi otak. Oleh karena itu, letak keduanya sengaja dibuat berjauhan agar tidak saling merusak, dan keduanya bisa saling menyelaraskan dengan tabiatnya masing-masing. Berbeda dengan paru-paru yang memang dibuat khusus untuk mendinginkan hati, bukan untuk meredam panasnya hati."

Sementara itu, kelompok yang lainnya memilih jalan tengah, mereka berkata, "Sebenarnya otak itu panas, akan tetapi ia memiliki tabiat yang tenang. Di dalam otak ada pendingin khusus. Sebab otak merupakan alat berpikir, dan alat berpikir ini butuh tempat yang tenang, tentram, bersih dari kotoran dan najis, jauh dari kebisingan dan hiruk-pikuk. Oleh sebab itu pula, kejituan berpikir, mengingat, dan menelurkan ide-ide yang benar hanya dapat diperoleh dengan ketenangan badan, ketenangan tindakan, dan sedikitnya kebisingan dan kegaduhan. Tugas ini tidak mungkin dilakukan oleh hati. Sementara otak sangat tepat untuk mengembannya."

Oleh sebab itu, ide-ide cemerlang biasanya dapat ditemukan pada malam hari atau di tempat-tempat sepi. Dan ide itu akan rusak saat api syahwat dan kemarahan membara atau pada saat kesedihan yang sangat mendalam, keletihan karena aktifitas badan dan pikiran yang berat.

Pembahasan ini tentu berkaitan dengan pembahasan lain, yaitu pembahasan tentang apakah panca indera dan akal bersumber dari hati dan otak? Sebagian orang mengatakan bahwa semua aktifitas pusatnya adalah hati dan akan selalu terkait dengannya. Antara hati dan panca indera terdapat beberapa celah dan jalur. Setiap anggota panca indera pasti memiliki hubungan langsung dengan hati, baik dihubungkan dengan syaraf atau dengan yang lainnya. Urat syaraf ini keluar berhilir dari hati dan bermuara kepada seluruh tubuh, termasuk di antaranya panca indera tersebut.

Mereka berkata, "Apabila mata melihat sesuatu, maka ia akan mengirim pesan tersebut melalui urat syaraf ke hati, sebab urat syaraf ini berhubungan langsung dengan hati. Demikian pula halnya alat panca indera yang lainnya." Kemudian yang menjadi pertanyaan, apa sebabnya setiap anggota tubuh yang memiliki karakter yang berbeda harus dibantu dengan beberapa alat panca indera yang beraneka ragam, sementara karakter panca indera itu sendiri berbeda? Kekuatannya juga berbeda satu sama lainnya.

Mereka memberi jawaban bahwa seluruh urat syaraf yang berada di dalam badan pasti berhubungan dengan hati, baik secara langsung maupun tidak langsung. Mereka mengatakan bahwa dari hati tersebut dialirkan melalui urat syaraf dan aliran darah kekuatan kepada mata untuk mempergunakan alat penglihatan, kepada telinga untuk mendengar, kepada kulit untuk merasa, dan kepada setiap anggota tubuh lainnya, hati mengalirkan kekuatan untuk menjaga setiap anggota tubuh tersebut. Hati merupakan unsur pembentuk anggota tubuh, alat panca indera, dan kekuatan.

Oleh sebab itulah, menurut pendapat yang benar, hati merupakan anggota tubuh yang pertama kali dibentuk. Tidak diragukan lagi, kekuatan berpikir bersumber dari hati. Meskipun ada sekelompok orang yang berpendapat bahwa sumbernya adalah akal yang ada di kepala, namun yang benar adalah sumber dan pusatnya adalah di hati, sementara cabangnya ada di kepala. Allah telah mengisyaratkan hal tersebut dalam firmanNya, "Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengannya mereka dapat memahami?" (QS. Al-Hajj : 46).

Dalam ayat lain, Allah berfirman, "Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati." (QS. Qaaf : 37). Yang dimaksud hati di sini bukanlah gumpalan daging yang dimiliki oleh setiap hewan, mamun yang dimaksud adalah akal pikiran.

Kelompok lainnya berpendapat lain, mereka mengatakan bahwa pusat alat panca indera adalah otak. Mereka mengingkari adanya hubungan antara hati dengan mata, telinga, dan hidung melalui urat syaraf dan aliran darah. Mereka mengatakan bahwa pendapat seperti itu merupakan kebohongan yang tidak sesuai dengan anatomi manusia itu sendiri!

Yang benar adalah pendapat pertengahan antara dua kelompok di atas, yaitu hati merupakan sumber kekuatan bagi alat panca indera tersebut. Kekuatan ini adalah kekuatan maknawi yang tidak butuh urat syaraf tertentu untuk membawanya kepada alat panca indera tersebut. Karena kekuatan tersebut sampai kepada alat panca indera dan anggota tubuh lainnya hanya bergantung kepada kesiapannya menerima sinyal dari hati. Dan sinyal hati itu tidak akan dialirkan melalui urat syaraf maupun aliran darah.

Dengan demikian, selesailah segala kerancuan dalam permasalahan yang banyak dibicarakan dan dipersoalkan ini. Wallahu a'lam bish shawab, hanya Allah-lah yang kuasa memberi taufik kepada kebenaran.

Kemudian, seandainya Anda melihat otak dan meneliti komposisinya, niscaya Anda akan menyaksikan suatu perkara yang menakjubkan. Anda akan melihat suatu komposisi yang membuat akal terheran. Otak dibungkus oleh selaput-selaput dan penutup yang saling bertumpang tindih untuk menjaganya dari kegoncangan. Kemudian dibungkus dengan tulang kepala seperti topi baja dan helm yang berfungsi untuk menjaganya dari benturan, kejatuhan, dan pukulan.

Pelindung tersebut akan menahannya seperti halnya topi baja melindungi kepala dalam pertempuran. Kemudian tulang tersebut dibungkus dengan kulit untuk melindungi tulang tersebut agar tidak terkena gangguan. Kemudian kulit tersebut dihiasi dengan rambut yang lebat untuk menjaganya dan menutupinya dari cuaca panas dan dingin dan dari berbagai gangguan, dan juga berfungsi sebagai keindahan dan perhiasan.

Tanyakanlah kepada ahli ta'thil (para pengingkar sifat Allah dan juga orang atheis dan sekuler, pen), "Siapakah yang melindungi otak seperti ini? Dan siapakah yang telah menetapkannya? Dalam ruangan ini (otak) tersimpan berbagai jenis manfaat, kekuatan, dan keajaiban lainnya. Kemudian ruangan ini ditutup dengan rapi dan dijaga sedemikian sempurna. Allah telah menjaganya dengan baik dan menjadikannya sebagai pusat pergerakan alat perasa dan panca indera. Mahasuci Allah sebaik-baik pencipta."

Kemudian Ibnul Qayyim rahimahullah melanjutkan lagi perkataannya, "Tujuan membeberkan hal ini semua hanyalah untuk mengingatkan tentang adanya hikmah pada penciptaan manusia. Meski sebenarnya hikmah di balik itu terlalu besar untuk diungkap oleh akal dan kata-kata."

Referensi : Keajaiban-keajaiban Makhluk dalam Pandangan Al-Imam Ibnul Qayyim, Pustaka Darul Haq.

tenkiu kt kekawan yg sudi membce entry kt cni..like klo ske bce

Hikmah Penciptaan Dua Tangan

Allah menciptakan sepasang tangan sebagai alat dan senjata bagi manusia serta sebagai modal baginya dalam kehidupan ini. Allah memanjangkan keduanya sehingga dapat meraih bagian tubuhnya yang mana pun. Lalu Allah membuat lebar telapak tangan agar ia dapat menggenggam dan menghamparkan. Allah melengkapinya dengan lima jari. Masing-masing jari diberi tiga ruas, sedangkan jempol hanya dua ruas.

Allah menempatkan jempol di satu sisi dan keempat jari lainnya di sisi lainnya agar jempol dapat meraih seluruh jari lainnya. Jari-jari tersebut ditempatkan pada tempat yang layak digunakan untuk memegang, menggenggam, menghamparkan, dan melakukan pekerjaan-pekerjaan. Sekiranya seluruh umat manusia dahulu dan sekarang berkumpul untuk memikirkan penempatan jari-jemari selain tempat yang telah ditetapkan Allah, niscaya mereka tidak akan menemukan tempat lain yang lebih sesuai untuknya.

Mahasuci Allah, sekiranya Dia berkehendak menjadikan semua jari itu sama rata tanpa ruas seperti pedang, niscaya manusia tidak akan dapat melakukan berbagai aktifitas, pekerjaan, kerajinan tangan, dan lain sebagainya. Diciptakannya ruas-ruas bagi jari, membuat manusia dapat melakukan apa yang diinginkannya. Jika ia genggam, maka bisa sebagai alat cengkeram dan alat pukul. Jika ia hampar sedikit dan genggam sedikit, maka bisa menjadi alat penampung dan penciduk untuk menerima dan memegang sesuatu yang diberikan kepadanya.

Kemudian Allah menghiasinya dengan kuku di ujung jari-jemari yang berfungsi sebagai hiasan, tiang penyangga, dan pelindungnya. Dengan kuku tersebut, ia dapat memungut benda-benda yang kecil yang tidak dapat dipungut oleh ruas jari. Dan kuku juga berfungsi sebagai senjata bagi hewan dan burung, sebagai alat untuk mengais rejeki mereka. Manusia dapat menggaruk badannya dengan kuku bila dibutuhkan.

Kuku yang merupakan anggota tubuh yang kecil dan dipandang remeh, sekiranya tubuh manusia tidak dilengkapi dengannya kemudian ia butuh menggaruk badannya, niscaya tidak ada anggota tubuh lainnya yang dapat menggantikan fungsi kuku dalam hal ini. Kemudian tangan menuntunnya ke tempat yang gatal hingga dapat dicapai oleh kuku, meskipun saat tidur atau tanpa disadari tanpa harus diminta. Sekiranya ia meminta bantuan kepada orang lain untuk menggaruknya, niscaya tidak akan dapat dengan mudah mencapai tempat yang gatal, pasti ia kesulitan menemukan tempat yang gatal itu!

Kemudian, coba perhatikan hikmah dimatikannya rasa dari kuku-kuku tersebut. Sebabnya, kuku itu akan memanjang dan butuh dipotong atau dipendekkan. Sekiranya diberi rasa, niscaya akan mengalami dua kesulitan. Pertama, ia terpaksa memanjangkannya sehingga menjadi buruk dan berat baginya. Kedua, ia harus memotongnya dengan merasakan sakit dan pedih yang luar biasa.

Kemudian, coba perhatikan leher yang menjadi penyangga kepala. Terkomposisi dari tujuh tulang yang berongga dan bulat. Kemudian menyusunnya sedemikian rupa, masing-masing tulang disusun secara rapi dan kokoh, sehingga seolah menjadi satu kesatuan. Kemudian leher tersebut disambungkan ke punggung dan dada. Kemudian punggung disambung dari atas sampai ke bawah dengan tulang-tulang punggung sebanyak 24 tulang yang saling tersambung satu sama lain.

Itulah pusat seluruh otot dan uratnya yang apabila tidak diikat dengannya, niscaya otot dan urat tersebut pasti terurai dan tercerai-berai. Kemudian tulang-tulang tersebut disambung satu dengan lainnya sehingga tulang punggung tersambung dengan tulang dada, tulang bahu tersambung dengan tulang lengan atas, tulang lengan atas tersambung dengan tulang lengan bawah (tulang hasta), tulang hasta tersambung dengan tulang pergelangan tangan dan tulang jari.

Referensi : Keajaiban-keajaiban Makhluk dalam Pandangan Al-Imam Ibnul Qayyim, Pustaka Darul Haq.

tenkiu kt kekawan yg sudi membce entry kt cni..like klo ske bce

Sabtu, 9 Julai 2011

Awas Waktu Senja

Dari Jabir r.a katanya:"Jangan biarkan ternakan dan anak-anakmu lepas berkeliaran ketika matahari terbenam sampai hilangnya cahaya senja kerana syaitan keluar ketika matahari terbenam sampai hilangnya cahaya senja."(Riwayat Muslim)

Waktu senja adalah waktu matahari hampir terbenam (lebih kurang pukul tujuh malam) iaitu ketika hari hampir akan malam.

Waktu begini adalah saat di mana seseorang itu sepatutnya bersedia untuk menguruskan keperluan diri termasuklah bersiap sedia untuk ke masjid dan menunaikan solat maghrib. Maka adalah tidak wajar pada ketika tersebut anak-anak masih dibiarkan bermain-main di luar rumah memandangkan bahawa di saat inilah syaitan keluar untuk mengganggu manusia dan dibimbangi jika berlaku rasukan syaitan dan sebagainya.
Photo by: DeynaRashid

Diriwayatkan dari Jabir RA. : Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, "ketika malam turun, dekatkanlah anak-anak kalian kepadamu, karena waktu itu setan bertebaran. Sejam kemudian, kalian dapat melepaskan mereka; dan tutuplah pintu-pintu rumahmu dan sebutlah nama Allah, padamkanlah lampumu dan sebutlah nama Allah, tutuplah minumanmu dan sebutlah nama Allah, tutuplah juga bejanamu dan sebutlah nama Allah, sekalipun hanya dengan meletakkan sesuatu di atasnya". [Riwayat Bukhari]


tenkiu kt kekawan yg sudi membce entry kt cni..like klo ske bce

Bahaya Bergelak Ketawa

Banyak bercakap sifat tercela

Daripada Saidina Ali Abi Talib, Rasulullah bersabda: “Bahawa seseorang lelaki yang berkata dengan suatu perkataan supaya orang tertawa, maka sebab yang sedemikian itu, dilemparkan dia di dalam neraka jahannam selama 70 tahun.”

Lukman Al-Hakim mewasiatkan kepada anaknya: “Janganlah engkau terlalu mudah ketawa kalau bukan perkara yang menggelikan hati, jangan menanyakan sesuatu yang tidak ada gunanya bagi diri kamu dan jangan engkau mensia-siakan harta dunia kamu.”

Banyak bercakap atau banyak membuatkan orang ketawa termasuk dalam sifat tercela. Bukanlah ia bermaksud kita tidak boleh ketawa langsung tetapi ketawalah seperti ketawa nabi, iaitu sekadar menampakkan gigi putihnya dan tidak terbahak-bahak.

Banyak bercakap adalah perbuatan sia-sia, melainkan percakapan itu mendatangkan manfaat dan berpesan-pesan mengenai hal kebaikan antara satu sama lain, itu adalah dituntut.

Saidina Ali Abi Talib berkata bahawa Rasulullah bersabda: “Barang siapa banyak cakapnya, sedikit malunya dan sedikit wara’nya(mudah membuat yang haram), matilah hatinya. Maka dia akan hidup berbuat barang sekehendak hatinya.”

Ini bererti hidup mereka penuh dengan kelalaian dan ini menyebabkan hatinya mati, tidak suka atau tidak ingin kepada mengingati Allah melainkan sedikit sangat.

Kepada mereka yang ingin mengambil pengajaran ini, maka elakkan diri kita daripada mengambil mudah perkara yang difikirkan remeh tetapi besar bahayanya.

Oleh itu ambillah panduan daripada Rasulullah iaitu ‘duduk bersendirian itu lebih baik daripada mendekati orang durjana, sedang bergaul dengan orang yang baik(soleh) itu lebih baik daripada duduk sendirian.’

Maksud hadis di atas ialah hendaklah kita bergaul dengan orang yang banyak mengingati Allah dan hindarkan diri kita daripada orang yang lalai.

Wasiat Lukman AL-Hakim: “Wahai anakku! Bergaul mesralah kamu dengan orang alim dan berilmu. Perhatikan kata-kata nasihat mereka kerana sesungguhnya akan sejuk hati kamu bila mendengarnya. Hidupkan hati kamu dengan cahaya hikmah yang diperoleh daripada mutiara kata-kata alim ulama kerana nasihat mereka bagaikan tanah yang disirami hujan.”

tenkiu kt kekawan yg sudi membce entry kt cni..like klo ske bce

Hubungan Sesama Manusia

SILATURAHIM adalah satu sunnah yang tidak lagi diminati masyarakat hari ini. Buktinya ada di mana-mana. Wujudnya kejengkelan terhadap silaturahim bermula daripada diri individu seterusnya melanda kepada institusi kekeluargaan. Ada banyak kes pada hari ini menunjukkan silaturahim bsukanlah suatu ikatan yang diutamakan dalam diri setiap individu.


Antaranya, kes pembunuhan ibu atau bapa oleh anak-anak, suami membunuh isteri yang sedang menyusukan anak, isteri membunuh suami yang curang dan juga cucu membunuh nenek atau datuk.


Malah, yang paling menyayat hati seorang ibu sanggup menggugurkan anak yang dikandung dan jika lahir pun, bayi itu sanggup dibuang merata-rata laksana sampah yang tiada nilainya.


Hubungan kekeluargaan adalah satu usaha untuk membentuk masyarakat Islam yang berkualiti.


Dalam hubungan ini, kepentingan setiap individu terjamin apabila setiap anggotanya saling sayang menyayangi, melindungi dan ingat-mengingati.


Allah s.w.t berfirman dalam surah an-Nisa’, ayat 1, bermaksud: “Dan takutlah kepada Allah yang minta-meminta kamu dengan nama-Nya dan (takutlah akan memutuskan) silaturrahim. Sesungguhnya Allah mengawasi kamu.”


Ibu bapa mempunyai kedudukan mulia di mata Allah. Ibu bapa juga adalah orang yang paling hampir dengan kita dari aspek ikatan kekeluargaan dan pertalian darah.


Selayaknya ibu bapa menerima penghargaan yang maha besar dari Allah sebagai orang yang harus dihormati kerana jasa mereka sejak kita dalam kandungan sehingga dewasa.


Malah, sehingga kita mati pun, jasa dan pertalian darah antara kita dan ibu bapa tak akan pernah putus. Iman seseorang juga tidak sempurna jika mencalarkan kebeningan hati ibu bapa.


Begitu juga bila berbicara mengenai jasa dan pengorbanan ibu bapa yang tidak dapat dibalas dengan apa jua perkara.


Pernah diceritakan pada zaman nabi mengenai jasa seorang ibu membesarkan anaknya.


Kisah ini berlaku ketika Abdullah Umar melakukan tawaf di Baitullah.


Ada seorang lelaki berasal dari Yaman memikul ibunya bertawaf dalam keadaan cuaca yang sangat panas. Peluh mengalir di wajahnya, dia amat keletihan.


Orang itu bertanya kepada Ibnu Umar: “Apakah menurutmu aku membayar jasa ibuku atas apa yang ia lakukan untukku selama ini?”


Ibnu Umar menjawab: “Demi Allah, tidak walaupun satu nafasnya.”

Selain ibu bapa, kita juga harus menjaga silaturahim sesama jiran. Jiran tetangga adalah kerabat paling hampir dengan keluarga kita.


Malah, hubungan rapat dan mesra yang terjalin kadangkala melebihi sanak-saudara yang mempunyai pertalian darah dengan kita.



Allah memerintahkan manusia supaya berlaku baik terhadap jiran tetangga, sama ada jiran tetangga yang dekat atau jauh.


Ini jelas sebagaimana firman-Nya dalam surah an-Nisaa’, ayat 36, bermaksud: “Dan hendaklah kamu beribadat kepada Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa jua; dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua ibu bapa dan kaum kerabat dan anak-anak yatim dan orang-orang miskin dan jiran tetangga yang dekat dan jiran tetangga yang jauh dan rakan sejawat dan orang musafir yang terlantar dan juga hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang sombong takbur dan membanggakan dirinya.”
tenkiu kt kekawan yg sudi membce entry kt cni..like klo ske bce

Copyrigt@Segala Yang Tercatat diatas adalah untuk Renungan Bersama